Cara Pengawetan Kayu Basah – Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang tidak akan pernah tergantikan oleh material apapun. Hal ini dapat kalian lihat bahwa setiap bangunan tentu menggunakan bahan kayu ini, entah untuk papa cor, tang rumah, usuk, reng dan lainnya.
Penggunaan kayu ini memang sudah menjadi hal yang wajib dalam urusan konstruksi bangunan. Nah perlu kalian ketahui juga bahwasannya kayu memiliki beragam jenis yang memiliki sifat dan tingkat keawetan yang berbeda-beda. Maka dari itu kalian harus benar-benar memahami akan hal ini.
Apalagi jika kalian bekerja di bidang furniture, kalian tentu harus teliti dalam memilih sebuah kayu yang awet dan tahan lama. Kayu yang awet dan tahan lama tentu akan melalui proses terlebih dahulu, salah satunya adalah dengan melalui proses pengeringan agar kadar air susut dan mudah untuk dikerjakan.
Berbicara mengenai ini kami akan membahas mengenai teknik dan cara pengawetan kayu basah yang dapat kalian simak dipembahasan utama kali ini. Baiklah daripada penasaran lebih baik langsung saja kita simak ulasan yang telah kami siapkan berikut ini.
Teknik dan Cara Pengawetan Kayu Basah Paling Mudah
Ada beberapa metode yang digunakan untuk pengawetan kayu ini. Pemilihan cara pengawetan juga selain tergantung pada tempat dimana akan digunakan, kalian juga perlu mempertimbangkan faktor jenis dan keadaan kayu tersebut, bahan pengawet yang digunakan serta faktor ekonomisnya.
Hal ini karena tidak semua teknik pengawetan dapat mencapai nilai retensi yang ditentukan. Maka dati itu dalam standar pengawetan kayu biasanya hanya akan mencantumkan teknik tertentu. Sebagai contoh, dalam standar pengawetan kayu perumahan dan juga gedung disebutkan ada 4 metode.
yakni vakum tekan, rendaman panas, rendaman dingin dan difusi. Selain berpengaruh pada retensi, juga berpengaruh pada penembusan atau pentrasi bahan pengawet ke dalam kayu yang dinyatakan dalam mm. Nilai penembusanm juga merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam standar pengawetan kayu yang mana besarnya tergantung pada komoditas yang diawetkan.
Metode Pengawetan Kayu : Pelaburan dan Penyemprotan
Metode yang satu ini biasanya digunakan untuk beberapa jenis kayu yang mudah sekali diserang jamu biru dan kumbang ambrosia. Kayu-kayu tersebut diantaranya adalah
- Kayu Ramin
- Kayu Meranti
- Kayu Pinus
- Kayu Karet
- Kayu Jelutung
Nah untuk mencegah adanya serangan jamuir biru dan kumbang ambrosia yang biasa menyerang dolok dan pada kayu gergajian basah, kita dapat menggunakan pestisida yang sesuai dengan cara penyemprotan, pelaburan dan pencelupan dengan bantuan konveyor.
Kayu tersebut dilewatkan pada bak yang telah diisi dengan larutan pengawet hingga menyeluruh semua permukaan kayu basah. Banyaknya larutan yang diserap kurang lebih 150-200 ml/m2 pada permukaan kayu. Dan untuk memperoleh hasil yang maksimal, pelaburan dapat diulangi hingga 2-3 kali setelah pelaburan pertama dan kedua sudah benar-benar kering.
Metode Pengawetan Kayu : Difusi
Untuk metode yang satu ini memiliki 3 metode pengawetan yang menggunakan senyawa boron (boric acid equivalent) yang mana merupakan pemanasan dan rendaman dingin, rendaman panas dan pencelupan.
Pemanasan dan Rendaman Dingin
Cara pengawetan kayu basa ini dapat digunakan jika kayu yang diawetkan masih basa dan bercampur dengan kayu yang sudah kering. Kayu yang diawetkan ini akan ditumpuk dengan rapih di dalam ruang atau tangki pengawetan. Diantara tumpukan kayu juga akan dipasangi pengganjal dengan ukuran 1,25 cm.
Ruang pemanasan juga dialiri uap panas dengan suhu mencapai 82 derajat celcius selama beberapa jam. Lama waktu pemanasan juga tergantung dari tebal kayu tersebut. Untuk papan dengan tebal 2,5 cm pemberian uap panas minimal 3 jam. Setelah selesai memberikan uang, maka masukan larutan bahan pengawet encer (2%-3%).
Kayu tersebut dibiarkan terendam selama 15 jam, setelah itu larutan diambil kembali dan dimasukkan ke dalam bak persediaan. Kayu yang telah diawetkan akan disimpan di dalam ruang tertutup sehingga proses difusi berlangsung dengan baik.
Rendaman Panas
Cara pengawetan kayu basah yang satu ini biasanya digunakan untuk pengawetan kayu gergajian yang masih basah dan lembab. Maksimal proses adalah 14 hari setelah proses penggergajian. Sama halnya dengan cara yang pertama, kayu akan ditumpuk di dalam ruang atau tangki pengawetan.
Nantinya rianmgan tersebut juga akan dimasukkan larutan (3%-6%) dengan panas suhu mencapai 82 derajat celcius selama beberapa jam tergantung dengan ketebalan kayu yang diawetkan tersebut. Untuk papan biasanya memerlukan waktu kurang lebih 2 sampai 4 jam.
Pencelupan
Yang terakhir adala dengan cara pencelupan. Prinsip kerjanya sebenarnya hampir sama dengan metode diatas, hanya saja penggunaan larutan bahan banget memiliki takaran yang lebih banyak, yakni 20% sampai 40%. Pelaburan dilakukan untuk kayu yang berukuran besar namun jumlahnya sedikit.
Nah itulah beberapa pembahasan lengkap dan menarik mengenai cara pengawetan kayu basah yang dapat kalian simak diatas. Baikah mungkin hanya ini saja yang dapat kami sampaikan, semoga artikel diatas dapat bermanfaat dan menambah wawasan kalian semua. Jangan lupa juga baca artikel lain mengenai harga kayu jati yang telah bursabajaringan.com sampaikan dipostingan sebelumnya.